Senin, 16 Maret 2015

TUTORIAL INSTALLASI LAPTOP ASUS X451C

TUTORIAL INSTALLASI LAPTOP ASUS X451C


Selamat datang di blog saya, kali ini saya akan membahas cara masuk bios dan cara memilh boot ketika installasi di laptop asus X451C.

Pengalaman yang sangat berharga bisa install ini laptop, soalnya gak seperti laptop kebanyakan. Hampir putus asa gara-gara seharian gak berhasil-berhasil masuk boot buat install windows 8 pakai Flash Disk, padahal semua saran dan cara yang aku dapet dari sowan Mbah Google sudah saya jalani dengan penuh ihlas dan kesabaran, hahaha…. Mulai yang “Klik F2, ESC, F8, Del, sebelum maupun sesudah pencet tombol power”. Menyebalkan bukan..?? malahan dari F1 sampai F12 tak coba semua satu persatu gak ada yang berhasil. Sampai pada suatu senja di langit yang penuh dengan petir... J setelah maghrib, saya coba dengan caraku sendiri di kolaborasikan dengan cara-cara mbah goole, Alhamdulillah akhirnya work.

Oke, langsung saja, caranya pertama-tama nyalakan laptopnya, setelah hidup masukin CD drive bawa’annya (ini yang gak aku temukan di mbah google alias karangan sendiri, tapi tidak menutup kemungkinan sudah ada yang posting trik ini sebelum saya, tapi saya kagak tahu. J), setelah CD masuk, matiin lagi tu laptop. Sebelum di nyalakan lagi masukkan Flashdisk yang sebelumnya sudah di install atau di setting untuk bisa install windows, setelah itu nyalakan laptopnya, sambil menekan F2, bisa sebelum menekan tombol power atau sesudahnya (ini yang aku dapat dari Mbahe Google). Akan muncul jendela Boot yang anda inginkan, disitu ada banyak pilihan booting, pilih melalui mana boot yang anda inginkan. Setelah itu install seperti biasanya. Sedangkan kalau ingin masuk ke bios ikutin cara di atas, hanya saja ketika pada saat menekan tombol F2 di ganti tombol F12.

Demikian tutorial dari saya, Good Luck…. Semoga berhasil. Jangan lupa komennya and di share ya… J makasih….

Sabtu, 17 Januari 2015

Makalah PKN


MAKALAH
Pendidikan Kewarganegaraan
“PERANAN TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA”






Disusunoleh :
Kelompok 1
Rizal Ardilla                          5.14.04.11.0.154
Ahmad Izzudin                     5.14.04.11.0.003
Imam Shafi’i                         5.14.04.11.0.064
AnnuhaBilqisZakiyya          5.14.04.11.0.021
HelmiMuhyiArrazak             5.14.04.11.0.057
Ali Muhyiddin                       5.14.04.11.0.015

FakultasTeknik
Program StudiTeknikInformatika
UNIVERSITAS ISLAM MAJAPAHIT
Mojokerto2015















KATA PENGANTAR

Puji syukur mari kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah  kami untuk menyelesaikan tugas KaryaTulis yang berjudul “Peranan Telekomunikasi di indonesia”
Di dalam karya tulis ini kami membahas mengenai semua tentang  “Peranan Telekomunikasi di indonesia”
Dalam penulisan karya tulis ini, tentunya masih terdapat kesalahan-kesalahan baik dari segi bahasa, penulisan ataupun pengertian. Hal ini karena penulis masih butuh saran dan kritikan dari pembaca yang dapat membantu penulis untuk menyempurnakan dalam pembuatan karya tulis berikutnya. Dan kami berharap dengan adanya karya tulis ini dapat membawa manfaat bagi kami sendiri selaku penulis juga bagi pembaca sekalian.


Mojokerto,   januari 2015


Penyusun
Kelompok 1
















DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………................... i
Daftar Isi …………………………………………………………………………... ii
Bab 1Pendahuluan ………………………………………………………………… 1
1.1.         LatarBelakang………………………..………………………………….. 1
1.2.         RumusanMasalah………………………………....…………………....... 2
1.3.         Tujuan…………………………….………………………………………. 2
Bab 2 PembahasanPeranan Telekomunikasi Di Imdonesia................................ 2
     2.1.     Sejarah Telekomunikasi Di Indonesia………………………............... 2
     2.2.     Peran Telekomunikasi Di Era Penjajaan……………………….......... 3
     2.3.     Peran Telekomunikasi Di Era Kemerdekaan……………..........……. 4
     2.4.     Peran Telekomunikasi Di Era OrdeBaru…………………….............. 5
     2.5.     Peran Telekomunikasi Di Era Reformasi……………………….......... 6
     2.6.     TeknologyInformasi…………………………………………………….. 7
Bab 3 Penutup…………………………………………………………................... 8















BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Telekomunikasi adalah teknik pengiriman atau penyampaian informasi dari suatu tempat ke tempat yang lain. Sejak jaman dahulu manusia telah menciptakan berbagai alat dalam melakukan komunikasi khususnya media komunikasi jarak jauh untuk mendapatkan informasi atau tujuan lainnya tanpa perlu mendatangi langsung ke tempat tujuan untuk mengetahui informasi tersebut.

Pada waktu perang dunia ke-1 tahun 1914 fungsi alat cetak yang ditemukan oleh Guttenberg (1440an) dimaksimalkan demi mencapai kemenangan. Dengan demikian jadilah surat kabar atau poster-poster berupa tulisan sederhana yang dijadikan alat propaganda politik. Propaganda politik tentunya dibutuhkan oleh Negara-negara yang terlibat perang saat itu.

Pada perang dunia ke-2 tahun 1936 teknologi komunikasi yang dimanfaatkan adalah film (ditemukan tahun 1800an). Film yang ada pada saat itu awalnya adalah film bisu, kemudian mulai berkembang film-film yang menceritakan mengenai kehidupan bangsawan. Pada masa itu film adalah barang mahal yang hanya dapat dikonsumsi oleh para bangsawan dan pembesar-pembesar Negara  seperti jendral atau komandan perang.

Pada tahun 1940, Galvin Manufactory Corporation (Motorola) mengembangkan Handy Talky SCR536 untuk keperluan komunikasi di medan perang saat perang dunia ke-2. Namun, penemuan telpon genggam yang sebenarnya terjadi pada tahun 1973 oleh Martin Cooper dari Motorola Corp. Telepon ini kemudian dikenal sebagai telephone genggam generasi pertama atau 1G.

Pada perang dingin yang terjadi tahun 1947-1991 yang melibatkan ideology dan teknologi muncul gagasan dari Departemen Pertahanan Amerika untuk dapat berkomunikasi dan menyusun strategi secar lebih intim di lingkungan intern mereka saja. Maka terciptalah internet pertama berbasis LAN yang digunakan untuk menyimpan dan berbagi informasi secara cepat oleh intelejen Amerika tersebut guna menghadapi perang dingin.

1.2 Rumusan Masalah
Dalam makalah ini kami akan membahas:
 “Apa peranan Telekomunikasi dalam masyarakat Indonesia?”

1.3 Tujuan
Dalam makalah ini akan dibahas peran telekomunikasi dari masa ke masa, alat-alat telekomunikasi yang digunakan, kondisi Pers, kondisi masyarakat dan untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Pancasila dan kewarganegaraan.







BAB 2
PEMBAHASAN
PERAN TELEKOMUNIKASI DI INDONESIA

2.1 Sejarah Telekomunikasi di Indonesia
Pada mulanya pemerintah colonial Belanda menerbitkan surat kabar berbahasa belanda kemudian masyarakat Indo Raya dan Cina juga menerbitkan surat kabar dalam bahasa belanda, cina dan bahasa daerah. Dalam era ini Bataviasche Nuvelles en politique Raisonnementen yang terbit pada Agustus 1744 di Batavia (Jakarta) merupakan surat kabar pertama di Indonesia. Dengan munculnya surat kabar yang dikelola pribumi, maka terjadi pertukaran dan penyebaran informasi mengenai kondisi diberbagai daerah di Nusantara. Hal itu menimbulkan perasaan senasib yang memunculkan kesadaran kebersamaan. Maka timbullah dampak dari eksistensi surat kabar pribumi itu terhadap rasa senasib sepenanggungan. Media masa dan komunikasi sebagai sarana dan alat pemersatu bangsa, Pers pada masa ini berperan sebagai propagandis dan ikut mengabarkan perkembangan informasi demi mendukung perjuangan dalam merebut kemerdekaan.
Telegraf diperkenalkan tanggal 23 Oktober 1855 oleh pemerintah Hindia Belanda, yaitu berupa telegraf elektro magnit yang menghubungkan Batavia (Jakarta) dan Buitenzorg (Bogor). Dua tahun kemudian dibuka saluran Jakarta- Surabaya dengan cabang Semarang – Ambarawa. Sejak itu jasa telegraf dapat dimanfaatkan oleh masyarakat luas. Dua tahun kemudian panjang saluran telegraf berkembang terus sehingga mencapai 2.700 KM, dilayani oleh 28 kantor telegraf. Sementara itu kabel laut telah terpasang antara Jakarta dan Singapura, selanjutnya dari Jawa (Banyuwangi) ke Australia (Darwin).
Hubungan telepon lokal digunakan pertama kali pada tanggal 16 Oktober 1882 dan diselenggarakan oleh perusahaan swasta. Namun pada tahun 1906 semua perusahaan jaringan telepon diambil alih dan dikelola oleh pemerintah Hindia Belanda melalui pembentukan Post, Telegraaf en Telefoon Dienst. Sejak saat itulah pelayanan jasa telekomunikasi dikelola oleh pemerintah secara monopoli.
Di tahun 1926 muncul film pertama di Indonesia dengan judul Loetoeng Kasaroeng yang diproduksi oleh Belanda. Film itu dibuat mungkin sebagai “hadiah” terselubung Belanda agar Indonesia tetap tunduk dan tidak ikut terbakar semangat membebaskan diri dari colonial yang sedang dilanda carut marut Perang Dunia ke-2.
Kegiatan amatir radio di Indonesia dimulai pada tahun 1930-an ketika Indonesia masih dibawah jajahan Hindia Belanda. Hanya ada 2 orang yang dipercaya oleh kekuasaan saat itu dan diberi izin yaitu Rubin Kain dan B. Zulkarnaen.

2.2 Peran Telekomunikasi di Era Penjajahan
Saat pendudukan jepang pada tahun 1942 jawatan PTT alias Tsusinkyoku diberi tugas utama membantu kelancaran “Perang Asia Timur Raya” ala Jepang dan menjaga keamanan pemerintahan militer, sangat berbeda dengan tujuan dinas PTT Hindia Belanda yang tidak untuk komersial semata namun juga diperuntukkan bagi pelayanan masyarakat. Semua aktifitas amatir radio dihentikan saat pendudukan Jepang,Namun ada sebagian dari mereka yang tetap beroperasi dibawah tanah untuk kepentingan Revolusi Kemerdekaan Republik Indonesia.
Pesawat radio dimana-mana disegel oleh pemerintah Jepang agar bangsa Indonesia “tuli” terhadap kekalahan demi kekalahan pasukan Jepang. Melalui badan yang bernama Tsusintai atau Barisan Pusat PTT dan Tsusin Tokubetsusei (Barisan Pelopor PTT).Kader- kader bangsa ini mulai merintis jaringan komunikasi dalam gerakan bawah tanah dengan kota-kota lain. Mereka menyusun jaringan penyampaian informasi bawah tanah melalui telepon, telegram sandi,pos, kurir dan radio.
Setelah bom atom sekutu di jatuhkan dikota Hiroshima pada 6 Agustus 1945 dan di Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945, esok harinya kaisar Hirohito menyatakan kekalahan jepang dan menyerah tanpa syarat.Para operator telepon dan telegrap PTT dapat mengetahui berita penyerahan itu karena pesawat penerima di Bandung tidak disegel oleh Jepang. Telegram resmi dari Tokyo akhirnya diterima di Bandung pada tanggal 13 Agustus 1945.Pada waktu itu segera dikirim telegram kepada pemuda – pemuda Jakarta agar mereka mendesak pemimpin – pemimpin bangsa untuk mengumumkan kemerdekaan Indonesia.

2.3 Peran Telekomunikasi di Era Kemerdekaan
Kemerdekaan Indonesia yang diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945 beritanya diteruskan melalui telepon, telegrap, radio dan pos kesemua kantor PTT secara beranting. Berita proklamasi kemerdekaan yang pertama- tama disiarkan ke luar negeri berasal dari stasiun radio pemancar PTT di Dayeuhkolot pada tanggal 17 Agustus 1945 itu juga.
Pada masa ini, Pers sering disebut sebagai pers perjuangan. Pers Indonesia menjadi salah satu alat perjuangan untuk kemerdekaan bangsa Indonesia. Beberapa hari setelah teks proklamasi dibacakan, terjadi perebutan kekuasaan dalam berbagai bidang kehidupan masyarakat, termasuk pers. Hal yang diperebutkan terutama adalah peralatan percetakan. Berkat usaha wartawan-wartawan di Domei serta penyiar-penyiar radio, maka pada bulan September 1945 seluruh wilayah Indonesia dan dunia luar dapat mengetahui tentang proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia. Salah satunya adalah Gunawan dengan menggunakan sebuah pemancar radio revolusioner yang dibuat sendiri dan sekarang pemancar radio tersebut tersimpan di Museum Nasional Indonesia.
Pada tanggal 11 September 1945 berdirilah RRI sebagai satu-satunya radio yang menyandang nama Negara, siarannya ditujukan untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat di seluruh wilayah kesatuan Republik Indonesia. RRI berdiri atas prakarsa Maladi dan pada saat berdirinya RRI langsung memiliki delapan cabang. Fungsi penting alat komunikasi yang dapat menjangkau area yang luas terbukti ketika Presiden Soekarno memerintahkan penghentian tembak menembak melalui pemancar radio PTT dan di relay oleh semua studio RRI. RRI juga menyebarluaskan rangkaian pidato Bung Tomo dalam peristiwa 10 November 1945 yang disiarkan berulang-ulang. Dengan telekomunikasi, persatuan nasional Indonesia dapat terjaga disaat kondisi Negara yang sedang tercerai berai.
Setelah proklamasi kemerdekaan kalangan pers selalu mendapat tekanan-tekanan dari pihak penguasa pendudukan. Namun itu tidak menyurutkan semangat pers dan penyebaran berita mula-mula berupa pamflet-pamflet, stensilan, sampai akhirnya dicetak dan disebarkan ke daerah-daerah yang terpencil. Para wartawan dan penerbit sepakat untuk menyatukan barisan pers nasional, karena selain pers sebagai alat perjuangan dan penggerak pembangunan bangsa. Kalangan pers sendiri masih harus memecahkan masalah-masalah yang mereka hadapi masa kini dan masa mendatang. Sehingga pada 8-9 Februari 1946 terbentuklah Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) di solo.
Pada tahun 1950-1959 merupakan masa pemerintahan parlementer atau demokrasi liberal. Banyak didirikan partai politik dalam rangka memperkuat system pemerintah parlementer. Pers, pada masa itu merupakan alat propaganda dari Parpol. Beberapa parpol memiliki media/Koran sebagai corong partainya. Pada masa itu pers dikenal sebagai pers partisipan.
Pada tanggal 17 Agustus 1962, TVRI mulai mengadakan siaran percobaan dengan acara HUT Proklamasi Kemerdekaan Indonesia ke-17 dari halaman istana Merdeka Jakarta. Kemudian TVRI pada 24 Agustus 1962 mengudara untuk pertama kali dengan acara siaran langsung upacara pembukaan Asian Games IV dari stadion utama Gelora Bung Karno.

2.4 Peran Telekomunikasi di Era Orde Baru
Tahun 1974, TVRI diubah menjadi salah satu bagian dari organisasi dan tata kerja Departemen Penerangan. Sebagai alat komunikasi Pemerintah, tugas TVRI adalah menyampaikan informasi tentang kebijakan Pemerintah kepada rakyat dan pada waktu yang bersamaan menciptakan lalulintas dua jalur dari rakyat untuk pemerintah selama tidak mendiskreditkan usaha-usaha pemerintah.
Pada masa ini tugas pokok dan fungsi dari RRI di “Belokkan” dari yang sebelumnya sebagai radio publik milik bangsa menjadi radio suara pemerintah. Sehingga RRI kehilangan kredibilitas sebagai radio publik.
Pada tahun 1976,dilakukan peluncuran satelit Palapa A-1 sehingga memungkinkan jaringan telepon Indonesia meluas hingga mencapai luar negeri. Telepon genggam pun mulai beredar tahun 1985-1992, tetapi dengan bentuk yang masih besar dan berat.
Pada masa ini juga pers Indonesia disebut Pers Pancasila. Cirinya adalah bebas dan bertanggung jawab.Namun pada kenyataannya tidak ada kebebasan sama sekali bahkan pembredelan. Segala penerbitan di media massa berada dalam pengawasan pemerintah yaitu melalui departemen penerangan. Departemen penerangan mengeluarkan peraturan menteri penerangan No.1 tahun 1984 tentang Surat Izin Usaha Penerbitan Pers (SIUPP).
Bila ingin tetap hidup, maka media massa tersebut harus memberitakan hal-hal yang baik tentang pemerintahan orde baru. Pers seakan –akan dijadikan alat pemerintah untuk mempertahankan kekuasaannya, Sehingga pers tidak menjalankan fungsi yang sesungguhnya yaitu sebagai pendukung dan pembela masyarakat. Apapun yang dikatakan pejabat tinggi pemerintah dan militer akan dicetak dan dijadikan laporan utama (headline) oleh pers.
Pada tahun 1990-an, pers di Indonesia mulai menentang pemerintah dengan memuat artikel-artikel yang kritis terhadap tokoh dan kebijakan orde baru. Tanggal 21 Juni 1994, beberapa media massa seperti Tempo, deTIK, dan editor dicabut surat izin penerbitannya atau dengan kata lain dibredel setelah mereka mengeluarkan laporan investigasi tentang berbagai masalah penyelewengan oleh pejabat- pejabat Negara. Pembredelan itu diumumkan langsung oleh Harmoko selaku menteri penerangan saat itu.

2.5 Peran Telekomunikasi di Era Reformasi
Suatu pencerahan datang kepada kebebasan pers, setelah runtuhnya rezim Soeharto pada tahun 1998. Pada saat itu rakyat menginginkan adanya reformasi pada segala bidang. Tumbuhnya pers pada era reformasi merupakan hal yang menguntungkan bagi masyarakat. Kehadiran pers saat ini dianggap sudah mampu mengisi kekosongan ruang public yang menjadi celah antara penguasa dan rakyat.
SIUPP dihapus sejalan dengan Departemen Penerangan yang ditiadakan lagi. Dengan kebebasan pers yang diberikan Negara, pers yang bebas merupakan salah satu komponen yang paling esensial dari masyarakat yang demokratis, sebagai prasyarat bagi perkembangan social dan ekonomi yang baik.
Dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Pasal 33 disebutkan mengenai fungsi pers, dalam hal ini pers nasional. Adapun fungsi pers nasional adalah sebagai berikut :
1. Sebagai wahana komunikasi massa.
Pers nasional sebagai sarana berkomunikasi antarwarga negara, warga negara dengan pemerintah, dan antarberbagai pihak.
2. Sebagai penyebar informasi.
Pers nasional dapat menyebarkan informasi baik dari pemerintah atau negara kepada warga negara (dari atas ke bawah) maupun dari warga negara ke negara (dari bawah ke atas).
3. Sebagai pembentuk opini.
Berita, tulisan, dan pendapat yang dituangkan melalui pers dapat menciptakan opini kepada masyarakat luas. Opini terbentuk melalui berita yang disebarkan lewat pers.
4. Sebagai media informasi, pendidikan, hiburan, dan kontrol serta sebagai lembaga ekonomi.
UU No. 40 Tahun 1999 Pasal 2 menyebutkan : “Kemerdekaan pers adalah salah satu wujud kedaulatan rakyat yang berasaskan prinsip-prinsip demokrasi, keadilan, dan supremasi hukum.”
Merosotnya popularitas RRI di masyarakat di masa lalu, menjadi pelajaran tersendiri untuk kemudian bangkit. Selain itu, lahirlah UU Penyiaran Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran, pasal 4 yang secara eksplisit disebutkan Lembaga Penyiaran Publik adalah RRI dan TVRI.Munculnya Peraturan Pemerintah (PP) No.12/2005, tentang Lembaga Publik RRI, itu semakin menguatkan RRI sebagai radio publik yang independen, netral, mandiri, profesional dan nonkomersial.
Satu yang menjadi kelebihan dari RRI, yang hingga kini masih ada adalah mempunyai pendengar-pendengar fanatis khususnya di daerah-daerah tradisional seperti pedesaan. Contoh di Jawa Timur, masih banyak warga yang masih suka mendengarkan siaran RRI berupa ludruk dan wayang.
Peraturan pemerintah No.13 tahun 2005 menetapkan bahwa tugas TVRI adalah memberikan pelayanan informasi, pendidikan dan hiburan yang sehat, control dan perekat social, serta melestarikan budaya bangsa untuk kepentingan seluruh lapisan masyarakat melalui penyelenggaraan penyiaran televisi yang menjangkau seluruh wilayah NKRI.

2.6 Teknologi Informasi
Teknologi komunikasi ditekankan pada sebagaimana suatu hasil data dapat disalurkan, disebarkan dan disampaikan ke tempat tujuan sedangkan teknologi informasi lebih ditekankan pada hasil data yang diperoleh. Teknologi informasi berkembang cepat dengan meningkatnya perkembangan komputer dengan piranti pendukungnya serta perkembangan teknologi komunikasi yang ada. Teknologi komunikasi berkembang cepat dengan meningkatnya perkembangan teknologi elektronika, sistem transmisi dan sistem modulasi, sehingga suatu informasi dapat disampaikan dengan cepat dan tepat.
Tahun 1992-1994, beberapa nama muncul diawal pembangunan internet salah satu diantaranya Onno W. Purbo. Tahun 1994 IndoNet menjadi ISP komersial pertama di Indonesia. Mulai 1995 muncul jasa kases Telnet ke luar negeri, sehingga pemakai internet di Indonesia bisa mengakses internet (HTTP). Sebagian besar para pembangun jaringan internet di Indonesia adalah anggota ORARI atau organisasi amatir radio.
Dengan munculnya internet sebagai dunia maya, membuat banyak pelaku penyedia telekomunikasi mengalihkan profesinya ke dunia maya tersebut. Seperti liputan 6 yang merupakan salah satu program acara berita di televisi namun juga mempunyai website di dunia maya yang menyajikan berita-berita terupdate. Munculnya email yang menjadi pesaing keras bagi surat karena sifatnya yang fleksibel dan cepat sampai tujuan. Munculnya media social, tempat berbagi video maupun radio online yang menjadikan setiap masyarakat sebagai  produsen sekaligus konsumen informasi.
Munculnya kemampuan handphone untuk mengakses internet memunculkan versi mobile dari website yang ada sehingga bisa diakses dimanapun,kapanpun dan siapapun asal ada sinyal. Kemampuan telepon yang terintegrasi dengan internet menjadikannya mampu menggunakan video call dan teleconference.
Dengan kemudahan yang dimiliki internet pemerintah mulai menjalankan E-government, E-learning, E-commerce dan E-business. Juga menggunakannya sebagai media pemersatu bangsa, mendengarkan opini masyarakat dan memperkenalkan budaya dalam negeri ke Negara lain.








BAB 3
PENUTUP
Dengan semakin bebasnya masyarakat dalam mengakses informasi diharapkan agar tidak terjerumus dengan informasi palsu dan tidak sehat sehinga terjadi perpecahan di tubuh Indonesia, maka Negara perlu untuk menyaring konten-konten yang pantas untuk diakses masyarakatnya. Namun penyaringan yang berlebihan justru akan mematikan kretifitas masyarakat itu sendiri.